Bekali Alumni Jadi Edupreneur, Tadris IPS Adakan Seminar
Kampus - Program Studi Tadris IPS IAIN Kudus mengadakan seminar dan temu alumni bertema "Membangun Jiwa Edupreneur sebagai Alumni Tadris IPS". Seminar digelar secara luring di Aula Lantai 2 Gedung SBSN yang dihadiri oleh para alumni Tadris IPS, khususnya mahasiswa yang baru saja lulus dan diwisuda pada periode tengah yakni bulan Juni 2023. Seminar tersebut merupakan respons prodi pada fenomena kemiskinan dan pengangguran yang terjadi masa kini, sehingga adanya kewajiban bagi lembaga pendidikan ikut berperan serta untuk dapat melahirkan dan menghasilkan generasi muda yang bisa berwirausaha, Jumat (23/6/2023).
Pembukaan seminar dilakukan oleh Ketua Program Studi Tadris IPS IAIN kudus, Ahmad Fatah, S.Pd.I, M.S.I. dalam sambutannya, menyambut baik pelaksanaan seminar dan temu alumni. Menurutnya tema yang diangkat memiliki relevansi dengan falsafah budaya lokal masyarakat Kudus yakni Gusjigang.
"Gusjigang memiliki relevansi dengan tema kita kali ini yaitu bagimana membangun jiwa edupreneur. Wasis dagang versi Gusjigang itu dagang kewirausahaan yang terkait dengan spirit enterpreneur yg dilandasi agama," ujarnya.
Ketua Program Studi Tadris IPS berharap seminar dan temu alumni kali ini nantinya dapat menjadikan para alumni Tadris IPS mengenali diri sendiri serta mengembangkan potensi yang dimiliki, dapat mengaplikasikan ilmu yang dimiliki, dan memanusiakan manusia yang disekitarnya.
"Harapannya setelah diwisuda para alumni dapat memenuhi tiga hal penting yakni productivity, applicability, dan humanity," harapnya.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Muhammad Nurul Yaqin, S.Pd. selaku Ketua Ikatan Alumni Tadris IPS. Menurutnya membangun edupreneurship sangat dibutuhkan dalam rangka menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Dengan demikian, maka lahirlah konsep entrepreneur untuk membantu lembaga pendidikan menciptakan generasi muda yang memiliki bekal wirausaha.
Materi mencakup beberapa tips menjadi guru ataupun enterpreneur. Nurul Yaqin memberikan dua bekal menjadi edupreneur yang sukses yakni dengan penerapan design thinking dan bermain peran.
"Design thinking mendorong pemikiran kreatif dan out of the box. Dengan menggabungkan perspektif yang beragam dan menggunakan metode brainstorming dan prototyping. Perusahaan dapat menghasilkan produk dan layanan yang inovatif. Ini membuka peluang baru dan meningkatkan daya saing di pasar," paparnya dalam menjelaskan materi.
Antusiasme peserta bertambah ketika peserta diminta bermain peran dengan teman sebelahnya. Satu orang menjadi perancang dan satu orang menjadi target atau client. Perancang diminta untuk berpikir barang apa yang dibutuhkan oleh client. Dengan bermain peran, pemateri berusaha memberikan teknik pelatihan yang sangat membantu yang melibatkan tim penjualan dalam skenario penjualan di dunia nyata.
Acara seminar dan temu alumni ditutup dengan memberikan kesimpulan bahwa edupreneurship merupakan terobosan perubahan dalam bidang pendidikan untuk tidak sekadar menghasilkan lulusan dalam kuantitas besar setiap periodenya, melainkan menghasilkan lulusan yang berkualitas, bermutu, dan punya daya saing tinggi untuk memberikan kontribusi positif dan bermanfaat bagi banyak orang.
Penulis: Naily