Kupas Tuntas "Laboratorium Virtual sebagai Sumber Belajar IPS" dalam Visiting Lecture dari UNY di Tadris IPS UIN Kudus
Kudus, 24 Juni 2025 – Dosen dan pakar Pendidikan IPS dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Hanif Nur K., M.Pd., memaparkan sebuah gagasan inovatif mengenai pengembangan Laboratorium Virtual IPS (VLIPS) dalam sesi Visiting Lecture yang digelar oleh Program Studi Tadris IPS UIN Sunan Kudus. Acara ini dimoderatori oleh Ibu Laily Fu'adah, M.Pd. sekaligus dosen mata kuliah Pengembangan Laboratorium IPS di Prodi Tadris IPS UIN Sunan Kudus. Terlihat acara ini dihadiri oleh puluhan mahasiswa dengan antusias.
Mengawali paparannya, Bapak Hanif menyoroti salah satu tantangan utama dalam pembelajaran IPS, yaitu minimnya laboratorium fisik yang seringkali membuat materi terasa abstrak dan teoritis bagi mahasiswa. "Pembelajaran IPS kerap dianggap kurang konkret. VLIPS hadir sebagai solusi untuk menjembatani kesenjangan antara teori di kelas dengan realitas di lapangan," jelas Hanif.
Ia menjelaskan bahwa VLIPS dirancang untuk menyediakan pengalaman belajar yang jauh lebih nyata dan interaktif. Tujuannya tidak hanya untuk pemahaman materi, tetapi juga untuk mengasah kemampuan analisis, pemecahan masalah, serta meningkatkan keterampilan digital mahasiswa—kompetensi yang krusial di era modern.
Salah satu poin paling menarik dalam presentasi tersebut adalah relevansinya dengan konteks lokal. Bapak Hanif mengusulkan agar kekayaan situs-situs bersejarah yang melimpah di Kudus dan sekitarnya dapat dioptimalkan sebagai basis pengembangan laboratorium virtual.
"Kudus memiliki banyak situs bersejarah yang bisa dijadikan 'laboratorium hidup'. Melalui teknologi virtual dan metode blended learning, mahasiswa dari mana saja dapat melakukan studi lapangan secara daring, menganalisis peninggalan sejarah, dan merasakan pengalaman belajar yang imersif seolah-olah berada langsung di lokasi," terangnya.
Gagasan ini disambut positif oleh para peserta yang melihatnya sebagai terobosan untuk menjadikan pembelajaran IPS lebih dinamis dan relevan. Konsep VLIPS yang dipaparkan Bapak Hanif Nur K., M.Pd. dinilai tidak hanya sebagai inovasi teknologi, tetapi juga sebagai strategi jitu untuk menumbuhkan kesadaran sejarah dan kecintaan pada warisan budaya lokal di kalangan generasi muda.