Kolaborasi dengan Bumdes Wonorekso, Tadris IPS UIN Sunan Kudus Gelar FGD tentang Potensi Kearifan Lokal Desa “Pasar Sarwono”

Blog Single

Kudus (Minggu, 8 Juni 2025) - Sarwono berasal dari kata "sar" yang berarti pasar dan "wono" memiliki arti alas atau hutan,  Pasar yang terletak di kawasan hutan atau alas jati di Desa Wonosoco Kudus Jawa Tengah menjual berbagai makanan serta minuman tradisional yang dikelola oleh Bumdes dan hanya dibuka setiap selapan (35 hari) sekali yaitu pada Minggu Legi (penanggalan Jawa) diharapkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.

Pasar Sarwono bukan hanya sekadar tempat transaksi ekonomi, tetapi juga titik temu budaya dan tradisi yang memperkuat identitas Desa Wonosoco. Pasar ini  menjual berbagai makanan khas tradisional yang menjadi ciri khas daerah seperti tiwul, nasi jagung, gethuk, dudo kemul, bubur cetil, bubur sumsum dan nasi loyang. Pasar ini memiliki keunikan tersediri, yaitu cara pembayarannya dengan cara barter menggunnakan koin ciri khas disana. Pasar ini dinilai sebagai cerminan nyata kehidupan masyarakat desa yang penuh nilai-nilai ekonomi kerakyatan dan kearifan lokal.

Disamping itu pemerintah Desa Wonosoco telah menjalin kerjasama dengan program studi pendidikan IPS Universitas Islam Negeri Sunan Kudus bahwa Sarwono dan Bundes Wonorekso sebagai laboratorium sosial, kerja sama ini sebagai jembatan antara Universitas Islam Negeri Sunan Kudus dengan masyarakat untuk pengembangan keilmuan dan merupakan prasarana dalam pengembangan kompetensi dosen dan mahasiswa.

Minggu, 8 Juni 2025 Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPS Universitas Islam Negeri Sunan Kudus melaksanakan kegiatan FGD (Focus Group Discussion) dengan tema “Potensi Kearifan Lokal dan Pengembangan BUMDes Wonorekso Desa Wonosoco sebagai Laboratorium By Utilisation Program Studi IPS UIN Sunan Kudus”.

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah mengkaji secara langsung potensi sosial, ekonomi lokal yang bisa dimanfaatkan sebagai laboratorium sosial dalam pembelajaran IPS, khususnya dengan pendekatan pemanfaatan langsung sumber-sumber belajar dari lingkungan masyarakat.

Kegiatan FGD tersebut dilaksanakan di Balai Pendopo Buper Desa Wonosoco Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus yang dihadiri oleh akademisi, perangkat desa, pengurus BUMDes Wonorekso, pelaku pasar, tokoh masyarakat setempat serta menghadirkan direktur BUMDes (Tri Budi Wahono) sebagai narasumber menyampaikan bahwa BUMDes membuka diri untuk menjadi mitra akademik mahasiswa. “Kami menyambut baik mahasiswa UIN Sunan Kudus untuk menjadikan desa ini sebagai Laboratorium belajar. Ini mendorong kami untuk terus berinovasi,” ungkapnya.

Dosen pembimbing kegiatan (Noor Fatmawati, M.Pd.) menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari penguatan kurikulum berbasis proyek dan kontekstual. “Melalui kegiatan seperti ini, mahasiswa dapat menganalisis langsung fenomena sosial dan ekonomi yang relevan dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Hal ini akan menghasilkan pembelajaran yang lebih bermakna dan aplikatif. Selain itu, dari kegiatan FGD ini mahasiswa akan membuat artikel pengabdian dan disubmit ke jurnal nasional” jelasnya.

Ketua Pelaksana (Agung Supriyanto) menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi wujud nyata untuk mendekatkan dunia pendidikan dengan masyarakat. “Pasar Sarwono dan BUMDes Wonorekso bukan hanya potensi ekonomi, tetapi juga merupakan ruang edukatif yang kaya akan nilai-nilai pembelajaran sosial, budaya dan kearifan lokal yang ada di Kabupaten Kudus” ujarnya.

Hasil dari kegiatan FGD tersebut akan dikembangkan menjadi modul pembelajaran IPS berbasis kearifan lokal, yang akan digunakan sebagai media ajar kontekstual di sekolah mitra. Selain itu, Desa Wonosoco menjadi salah satu laboratorium sosial tetap bagi pengembangan Prodi Pendidikan IPS UIN Sunan Kudus.

Share this Post1:

Galeri Photo