Tadris IPS Mengajak Narasumber dari Perancis dalam Kegiatan Madrasah Binaan
Kudus – Bertempat di MTs NU Nurussalam Besito, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Tadris IPS adakan Madrasah Binaan mengusung tema “Best Practice Pembelajaran Geografi dan Bahasa Asing di Perancis†dengan mengajak narasumber Mr. Alexis (volunteer dari Perancis). Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Program Studi Tadris IPS, dosen Prodi Tadris IPS, Kepala Madrasah, guru, dan siswa-siswi MTs Nurussalam, Rabu (14/06/2023).
Ahmad Fatah, S.Pd.I M.S.I selaku Ketua Program Studi Tadris IPS menuturkan program Madrasah Binaan ini merupakan agenda tahunan oleh Fakultas Tarbiyah yang diserahkan kepada masing-masing program studi termasuk Program Studi Tadris IPS untuk mengadakan Madrasah Binaan di Madrasah Tsanawiyah yang sebelumnya sudah ditentukan.
“Madrasah Binaan ini merupakan program tahunan dari fakultas yang diserahkan kepada tiap-tiap prodi, alhamdulillah tahun ini Tadris IPS mendapatkan kesempatan untuk bekerjasama dengan MTs NU Nurussalam,†ungkapnya.
Lebih lanjut, Ketua Program Studi Prodi Tadris IPS berharap program Madrasah Binaan ini tidak hanya dunia kampus yang dapat menikmati tetapi juga dapat berhubungan langsung dengan madrasah.
“Harapannya program Madrasah Binaan ini tidak hanya dunia kampus yang dapat menikmati, merasakan dunia akademik, tetapi dapat bersentuhan dan bersinggungan langsung dengan stakeholder, dalam hal ini di madrasah dengan Bapak/Ibu guru dan siswa-siswi,†harapnya.
Sementara itu. Kepala MTs NU Nurussalam menyambut baik kegiatan Madrasah Binaan, menurutnya kegiatan yang mendatangkan narasumber langsung dari Perancis ini akan mendorong siswa serta guru untuk bisa berbahasa Inggris.
“Suatu kebanggaan bagi saya kepala madrasah dan seluruh warga madrasah, karena baru kali ini ada kegiatan yang mendatangkan narasumber dari Perancis. Apalagi dengan tema “Best Practice Pembelajaran Geografi dan Bahasa Asing†dapat mengajak siswa-siswi dan guru untuk termotivasi berbahasa Inggris dimana kita mengetahui bahwa Bahasa Inggris ini bahasa internasional, di seluruh penjuru dunia menggunakan Bahasa Inggris,†ujarnya.
Dilanjut pada sesi materi, Alexis membagikan tips agar mahir bebahasa Inggris. Menurutnya belajar Bahasa Inggris bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun, tidak harus pada saat pembelajaran di ruang kelas.
"Belajar Bahasa Inggris ini sebenarnya mudah, bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun. Contohnya bisa melalui game dan bernyanyi lagu berbahasa Inggris. Pokoknya aktivitas sehari-hari bisa dilakukan untuk belajar Bahasa Inggris," tutur Alexis.
Pada sesi tanya jawab, seorang siswa menanyakan mengenai perbedaan pendidikan di Indonesia dengan di Perancis.
Alexis menngatakan perbedaan pendidikan di Indonesia dan di Perancis yang paling mencolok ada pada unsur keagamaan.
"Di Indonesia antara pendidikan dengan agama saling terintegrasi, berbeda dengan di Perancis antara agama dengan pendidikan itu dipisahkan. Sekolah disana itu tidak boleh membawa atribut keagamaan, misalnya yang beragama kristen pakai salib, yang muslim pakai jilbab itu tidak diperbolehkan," jelasnya.
Diakhir kegiatan, Alexis memberikan motivasi agar tetap belajar Bahasa Inggris dalam aktivitas sehari. Karena menurutnya Bahasa Inggris membawa banyak manfaat.
"Kalau kita bisa berbahasa Inggris akan membuka peluang untuk kita yaitu peluang mendapatkan teman, relasi, bahkan beasiswa ke luar negeri," pungkasnya.
Penulis: Humas Naily