Dosen Tadris IPS Mengajak Mahasiswa Outing Class untuk Menggali Kearifan Lokal dan Mitigasi Bencana di Desa Wonosoco

Blog Single

Kudus – Mata kuliah Ekologi merupakan mata kuliah yang tidak hanya mempelajari teori semata. Noor Fatmawati, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Ekologi mengadakan pembelajaran di luar kelas (outing class) yang mengkaji tentang Kearifan Lokal dan Mitigasi Bencana. Bersama mahasiswa Tadris IPS Semester 5 kegiatan tersebut dilaksanakan di Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus. Pada Minggu (25/11/2022).

Outing Class menjadi salah satu kegiatan belajar yang mengasyikan di luar kelas. Ketika ditanya mengapa memilih Desa Wonosoco sebagai objek pembelajarannya, beliau mengungkapkan "Pemilihan Desa Wonosoco dikarenakan desa ini memiliki keunikan-keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh desa lain, keunikan itu berupa kearifan lokal. Selain itu secara geografis Desa Wonosoco ini terletak di Lereng Gunung Kendeng yang rawan akan terjadinya bencana banjir bandang. Jadi perlu adanya pendidikan mitigasi bencana khususnya bagi masyarakat sekitar Wonosoco. Kearifan Lokal dan Mitigasi bencana ini merupakan materi dari mata kuliah Ekologi."

Hadir sebagai pemateri, Eddy Triatmono (Kasi Pelayanan Desa Wonosoco) menyampaikan terdapat banyak sekali kearifan lokal budaya yang masih dilaksanakan di Desa Wonosoco, diantaranya adalah Apitan/Sedekah bumi yang dilaksanakan di bulan Apit (Kalender Jawa), Sedekah Gablokan yang dilaksanakan sebelum hujan yaitu Jumat Pon antara bulan Oktober atau September, dan juga Wayang Sendang yang dilaksanakan pada Kamis Pon dan Sabtu Kliwon.

"Tujuan tetap dilaksanakannya berbagai kearifan lokal ini adalah bentuk rasa syukur warga kepada Allah SWT, meminta keselamatan dari bencana alam, dan meneruskan tradisi kearifan lokal yang sudah turun temurun dari nenek moyang," tuturnya.

Desa Wonosoco ini terletak pada Lereng Gunung Kendeng, sehingga rawan terjadinya bencana banjir bandang dan juga longsor. Eddy Triatmono menjelaskan mitigasi bencana yang dilakukan yaitu dengan pembuatan cek dam dan reboisasi.

"Pembuatan cek dam untuk mencegah terjadinya pelebaran sungai agar air tidak masuk ke pemukiman. Kemudian warga juga gotong royong melakukan reboisasi jangan sampai lahannya gundul," jelasnya.

Di akhir sesi, Kasi Pelayanan Desa Wonosoco tersebut memberikan petuah agar kearifan lokal itu harus tetap lestari. Karena antara kearifan lokal dengan mitigasi bencana memiliki hubungan dekat. Setiap wilayah mempunyai cara masing-masing dalam tindakan manajemen kebencanaan. Tindakan tersebut menyesuaikan dengan potensi bencana yang dimiliki dan kebiasaan masyarakat yang berlaku.

Di tempat yang berbeda, Ahmad Fatah selaku ketua program studi Tadris IPS menyampaikan bahwa “kegiatan outing class mata kuliah Ekologi ini perwujudan dari kontekstualisasi tridharma perguruan tinggi. Di sisi lain, ini menunjukkan kontribusi akademik dan sosial civitas akademika Prodi Tadris IPS IAIN Kudus bagi masyarakat yang selaras dengan tujuan SDGs,” tuturnya.

Penulis : Naily Avida

Share this Post1: