Tingkatkan Kerja Sama, Fakultas Tarbiyah IAIN Kudus Melaksanakan Kunjungan ke FITK UIN Jakarta
Jakarta - Selasa, (26/10/2021), Fakultas Tarbiyah (FT) IAIN Kudus melaksanakan kunjungan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pertemuan tersebut membahas sejumlah topik aktual di antaranya peningkatan kemitraan bidang Tridarma Perguruan Tinggi dan berencana menggelar audiensi dengan Prodi di FITK UIN Jakarta. Acara tersebut digelar secara langsung di ruang meeting gedung PPG lantai 1. Sebanyak 10 orang ikut dalam rombongan FT IAIN Kudus tersebut. Di antara rombongan yang mengikuti kunjungan adalah Dekan FT Dr. H. Abdul Karim, M.Pd., Wadek III Dr. Agus Retnanto, M.Pd., Kaprodi Tadris IPS Yusuf Falaq, M.Pd., Sekprodi Tadris IPS Dany Miftah M. Nur, M.Pd., Kaprodi PIAUD Ahmad Fatah, M.Si., GPM Muhammad Ivan Alfian, M.Pd., GPM Mohtarom, M.Pd., Noor Fatmawati (dosen), Misroh Sulaswari, M.Pd., (dosen), dan Kabag TU H. Muhammad Zubaidi Sujiman, Lc., M.Ag. Kunjungan diterima Dekan Dr. Sururin, M.Ag. didampingi oleh Wakil Dekan II Dr. Abdul Muin, M.Pd, Kaprodi IPS Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., Sekprodi IPS Andri Nur Ardiansyah, M.Pd., Kaprodi PIAUD Dr. Siti Khadijah, M.A, Sekprodi PIAUD Miratul Hayati, M.Pd. dan sejumlah dosen dari Prodi Tadris IPS dan PIAUD FITK UIN Jakarta. Dalam sambutannya sebagai Dekan Dr. Sururin, M.Ag. menyampaikan selamat datang dan terima kasih sudah berkunjung ke FITK UIN Jakarta. Sururin menyampaikan permohonan maaf jika dalam penyambutan kurang berkenan dan serba terbatas dikarenakan kondisi masih dalam kondisi covid-19 dan pemberlakuan PPKM. “Karena covid-19 dan pemberlakuan PPKM ini mohon maaf jika dalam penyambutan kami terdapat kekurangan dan kurang berkenan,” ucap Sururin. “Bapak/Ibu, kami FITK mempunyai 16 program studi dan satu program studi PPG. Jadi kami memiliki 17 program studi, dan mohon doanya kami sedang menunggu izin operasional prodi S3 PAI, yang belum lama ini kami sudah presentasi dan mudah-mudahan tahun ajaran depan sudah turun izin dan bisa menerima mahasiswa baru dan kami juga sedang menyiapkan proposal pengajuan prodi S3 PBA,” tambah Sururn. “Bapak/Ibu, saya terkesan dengan Prodi IPS, kekompakkannya itu luar biasa dan terasa banget dan alhamdulillah pengembangan prodinya juga cukup baik. Alhamdulillah baru kemarin Prodi IPS melakukan praktikum lapangan itu menurut saya merupakan bagian dari implementasi MBKM tanpa kita merancang khusus judulnya MBKM. Jadi, di kurikulum belum masuk MBKM, tapi secara implementasi kami sudah, karena di satu kegiatan itu terdapat pembelajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat langsung dan saya meminta daerah yang diunjungi itu untuk dijadikan desa binaan dan kegiatannya bisa berlanjut,” tutup Ibu kelahiran Bojonegoro ini. Sementara itu, Wakil Dekan III FT IAIN Kudus Dr. Agus Retnanto, M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan terima kasih banyak telah diterima berkunjung di FITK UIN Jakarta. Agus Retnanto menjelaskan, ia dan rombongan berkunjung ke FITK UIN Jakarta bukan tanpa alasan. Tujuan berkunjung ke FITK adalah pertama untuk silaturahmi sebagai sesama lembaga di bawah naungan PTKIN, selanjutnya, ia dan rombongan ingin belajar dan mencari informasi bagaimana pengelolaan Prodi Tadris IPS dan prodi PIAUD UIN Jakarta. “Kami berkunjung ke FITK UIN Jakarta bukan tanpa alasan, pertama untuk silaturahmi sebagai sesama lembaga di bawah naungan PTKIN, berikutnya kami ingin belajar serta mencari informasi bagaimana pengelolaan Prodi Tadris IPS dan prodi PIAUD UIN Jakarta mau pun yang lainnya dengan harapan kami dapat ‘oleh-oleh’ untuk dibawa pulang ke Kudus,” jelas Agus Retnanto. “Bapak/Ibu, untuk diketahui kami IAIN Kudus satu-satunya PTKIN yang tidak memiliki PPG. Apa sebabnya karena kami kebanyakan ‘ngeker’ terus tidak segera bergerak. Sudah 21 tahun sebagai sekolah tinggi dan baru 2018 saat pergantian kepemimpinan kami menjadi institut,” sambungnya. Agus Retnanto melanjutkan, menurutnya saat ini FT IAIN Kudus memiliki 10 Program Studi S1 dan berharap bisa membuka Prodi PPG. “Bapak/Ibu, Prodi yang berada di FT IAIN Kudus berjumlah 10 Prodi. Cita-citanya 11 yaitu PPG itu, kami ingin berguru ke ibu Sururin untuk bagaimana agar IAIN Kudus bisa membuka dan ikut berpartisipasi menggelar PPG,” tutup Agus Retnanto. Berikutnya, acara yang dilangsungkan di ruang meeting lantai 1 gedung PPG dilanjutkan dengan sesi dialog dan sharing informasi. Pada kesempatan dialog dan sharing informasi tersebut, sejumlah rombongan dari FT IAIN Kudus menanyakan beberapa hal, utamanya berkaitan dengan pengelolaan Prodi Tadris IPS dan Prodi PIAUD. Dalam penyampaiannya sebagai Kaprodi Tadris IPS, Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., menyampaikan sejumlah informasi sebagai pemantik bahan diskusi di antara yang disampaikan adalah seputar kurikulum Tadris IPS, ke-khasan IPS FITK UIN Jakarta, dan pengembangannya. “Sebagai informasi, Tadris IPS UIN Jakarta ini adalah Prodi pertama di Indonesia yang berada di naungan PTKIN, kalau tidak salah sekitar tahun 90-an. Sementara di PTKIN yang lain baru membuka Prodi Tadris IPS sekitar awal 2000-an. Dan kami juga memili ke-khasan yaitu memiliki konsentrasi. Yang lain hanya IPS terpadu. Kami tidak ingini lulusan kami hanya bisa mengajar di tingkat sekolah menengah saja, tetapi juga bisa mengajar di sekolah tingkat atas,” jelas Iwan Purwanto. Iwan juga menjelaskan filosofi kurikulum yang dibangun dan diterapkan di Tadris IPS UIN Jakarta. Menurutnya, kurikulum bukan semata apa yang disampaikan, tetapi apa manfaat yang akan diperoleh. “Kurikulum bagi kami bukan apa yang disampaikan, tetapi apa manfaat yang akan diperoleh oleh mahasiswa kami. Tidak penting apa yang kita miliki, tapi bagaimana arah tujuan Prodi kami,” pungkas Bapak kelahiran Majalengka ini. Sementara itu, Dr. Siti Khadijah, M.A., Kaprodi PIAUD FITK UIN Jakarta menyampaikan kurikulum PIAUD FITK UIN Jakarta menuju ke arah penyempurnaan integrasi keilmua. “Bapak/Ibu, untuk diketahui, kurikulum kami (PIAUD FITK UIN Jakarta) sedang menuju penyempurnaan integrasi keilmuan yang mengikuti turunan dari visi fakutas dan uinersitas,” jelas Khadijah. Selanjutnya, Dr. Abdul Rozak, M.Si. diminta oleh Dekan FITK untuk menyampaikan informasi mengenai proses pendirian prodi PPG. Menurut Abdul Rozak, sebelum tahun 2021, pengelolaan PPG baru sebatas mandatori. Sedangkan di tahun 2021 PPG sudah diserahkan ke masing-masing prodi dalam pengelolaanya. “Sebelum tahun 2021 pengelolaan PPG baru sebatas mandatori. Sedangkan di tahun 2021 PPG sudah diserahkan ke masing-masing prodi dalam pengelolaanya. Jadi, silakan saja Bapak/Ibu mengajukan propsal pendirian Prodi PPG sama seperti pendirian prodi yang lainnya. Silakan siapkan proposal yang sesuai dengan template baru yang terdapat di website Direktorat Diktis,” jelas Abdul Rozak yang kini masih terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan PPG dan menjadi anggota Panitia Nasional PPG. Acara sharing informasi ini berlangsung cukup hangat dan menarik dan selesai menjelang kumandang azan zuhur. Kemudian acara dilanjutkan dengan kunjungan ke masing-masing ruang prodi.
Penulis: Noor